Rabu, 04 Juli 2012

Putus Cinta Itu…

Putus Cinta Itu… Menyedihkan.. Terasa sakit dan tidak bersemangat Setiap orang yang sedang mengalami manisnya cinta tentunya pernah pula merasakan sakitnya putus cinta..patah hati.. Terasa seluruh dunia runtuh. Tangis pilu menjadi teman bagi diri diri kita..serasa hampa dan tidak berdaya. Sebenarnya siapapun yang pernah jatuh cinta tentunya tahu resikonya. Yah semua hidup itu memang penuh resiko.. Sering pada saat telah menjalin hubungan cinta dalam waktu yang lama, kita merasakan bahwa pasangan kita adalah segalanya..he/she is the best..bahkan dalam hati kecil kita mungkin berharap “oh ..someday he/she will be my ultimata patner of life” atau “oh saya berharap dia menjadi pasangan nikahku” atau lebih jauh lagi.. “Saya bahkan sudah berharap kelak pada saat saya bangun tidur..ia ada disampingku..sebagai istri/suamiku” Apapun harapan tersebut, pada saat putus cinta…semua terasa menyakitkan karena sangat besar harapan itu. Ya.. keberadaan harapan dan impian itulah yang menjadi penyebab putus cinta itu sangat menyakitkan.. padahal putus cinta adalah konsekuensi logis dari hubungan pacaran. Sebenarnya, siapapun yang pacaran sudah tahu kok resikonya..termasuk resiko putus cinta. Rasionalitas manusia sudah mengetahuinya. Hanya saja seperti tokoh manga, Toma dalam komik detektif, QED, terbitan Kodhansa, pernah mengatakan bahwa keberadaan emosi itulah yang menjadikan manusia bukan sebagai mesin. (walaupun kalo nonton I, Robot, mesin pun punya emosi hhe :D ribet euy) Adanya emosi itulah maka seseorang pada saat pacaran merasakan berbunga-bunga dan pada saat putus cinta, dunia terasa runtuh. Marilah kita melihat sisi lain dari putus cinta. Saya sendiri menilai putus cinta adalah kesempatan untuk mendapatkan yang terbaik dan kesempatan untuk berpikir jernih. Putus cinta berarti kesempatan untuk mengakhiri hubungan yang tidak baik bagi kedua pihak. Berpikir jernih bahwa memang itu bukan jodoh kita. Setelah putus cinta..g ada salahnya juga mencari pacar baru But g ada salahnya juga mulai memikirkan waktu yang bermanfaat bagi Tuhan, sesama, keluarga, dan bagi diri sendiri.. Perbaiki diri dan who knows justru ketemu jodoh sejati yang berani mengatakan.. “aku siap untuk menjadi pasangan resmimu” Wallahu alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar